SJACHROEDIN... JANJI ADALAH JANJI

Berita ini dari Kompas, Rabu, 05 Januari 2005, judulnya cukup bombastis: Mencermati Langkah Berani Sang Gubernur

BELUM setahun Sjachroedin ZP dilantik menjadi Gubernur Lampung, berbagai langkah mengejutkan-atau bahkan mencengangkan-telah dilakukannya. Dalam satu pertemuan dia dengan lugas dan setengah berkelakar mengungkapkan bahwa dalam proses memimpin Lampung ia suka menggunakan jurus "dewa mabuk". "Hantam sana, hantam sini," begitu tuturnya.

BEBERAPA langkah awal agaknya mencerminkan hal itu, misalnya, rencana mempersenjatai Polisi Pamong Praja dengan pistol gas. Lainnya, mempercantik kompleks kantor Gubernur Lampung dengan lampu berbentuk pohon kelapa, hingga rencana pembangunan Tugu Siger di Bakauheni.

Tugu itu akan merupakan simbol kebanggaan Lampung. "Dibangun sebagai wujud ciri khas Lampung. Di sekitar tugu itu nanti ada ruang untuk mempromosikan budaya dari segenap pelosok Lampung," tuturnya menambahkan.

Pendek kata, tugu itu akan menjadi sarana promosi bagi Lampung. "Dari arah Selat Sunda orang akan melihat kelap-kelip lampu di tugu, dan pasti bertanya-tanya apa itu? Itu adalah Tugu Siger. Pasti menarik orang untuk datang dan melihat," ujar Sjachroedin.

Saat kritik dilontarkan berkaitan dengan dana untuk membiayai proyek itu, dengan lugas, mantan Deputi Operasional Polri ini menjawab, kalau memang anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) tidak ada atau tidak mencukupi, proyek itu akan didanai oleh bantuan pihak ketiga atau dari swasta.

Dapat dipahami mengapa Gubernur Lampung ini melakukan gerakan seperti itu. Dalam misi pemerintahannya, Sjachroedin ingin menjadikan Lampung sebagai provinsi unggulan, dan mampu bersaing dengan provinsi-provinsi lain di Indonesia.

Untuk itu, ia dengan getol melobi berbagai departemen berikut para menteri untuk melihat Lampung. Lobi itu di antaranya membuahkan perpanjangan landas pacu Bandara Radin Inten sejauh 150 meter.

"Agar pesawat besar pun dapat mendarat di sini dan memicu investasi di Lampung, lagi pula orang Lampung tidak begitu suka dengan pesawat berbaling-baling," ucapnya lagi.

PT Kereta Api Indonesia pun menjajaki kerja sama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung, guna pengembangan jaringan kereta komuter di provinsi itu. Ini menyusul rencana Gubernur Lampung mencoba mengembangkan jaringan transportasi udara antarkabupaten di Lampung.

Terakhir adalah penandatanganan nota kesepahaman tentang pengembangan wilayah perbatasan Lampung-Banten, antara Pemprov Lampung dan Pemprov Banten pada awal Desember lalu. Itu merupakan salah satu langkah yang juga dinilai berani.

Pernyataan Sjachroedin bahwa ia ingin menjadikan Lampung sebagai provinsi unggulan itulah yang agaknya menjadi dasar niatnya untuk mengambil kebijakan-kebijakan di atas.

Sjachroedin menyatakan, jika dalam dua tahun ia tidak mampu menjadikan Lampung maju dan lepas dari belenggu kemiskinan, ia berjanji akan mundur dari jabatan yang diembannya sekarang.

Nah.. ini kan 2008, kira-kira janji Sjachroedin harus dipenuhi nggak ya?